Selasa, 22 September 2009

Pengorbanan Untuk Sebuah Piala Kecil

Seperti biasanya, aku menjalani hari-hari dengan penuh semangat setiap hari Sabtu. Karena aku harus menjalani eskul seperti biasa. Lalu, pada Sabtu ini, aku mendapat pengumuman dari Pembina PRAMUKA bahwa akan ada lomba PRAMUKA yang dinamakan “Lomba Tingkat 2” atau disingkat LT2 se kwartir ranting kec. Margahayu. Lomba ini dilaksanakan pada tanggal 27-29 Juni tahun 2009 di Ranca Upas Ciwidey. Kami semua anggota PRAMUKA berunding untuk memutuskan apakah kami mengikuti lomba ini atau tidak. Ternyata kami mendapat kesepakatan bersama, kami akan mengikuti lomba itu.
Persyaratanya anggota terdiri atas 10 orang putra dan 10 orang putri. Sudah mendengar persyaratan itu saja aku sudah tercengang. Karena anggota putra hanya terdapat 6 orang. Lalu anggota putra berdiskusi kembali mengenai masalah ini. Aku dan teman-teman ku belum bisa memecahkan masalah ini. Lalu kami memutuskan untuk merundingkan ini minggu depan saja.
Sabtu berikutnya, kami anggota putra merundingkan masalah persyaratan anggota bersama para pelatih dan alumni. Dan rapat ini membuahkan hasil, yaitu kelas 3 diperbolehkan mengikuti lomba ini. Dan kelas 3 pun setuju akan hal itu. Lalu setelah perundingan itu, pelath memutuskan hari latihan, jam latihan, dan apa yang harus dilatihkan. Jadwal latihan sudah ditetapkan, yaitu latihan setiap hari sabtu, memakai baju PRAMUKA lengkap, dan membawa tongkat. Dan sangsinya bagi yang melakukan kesalahan disuruh push up sebanyak 10 seri atau sebanyak 100 kali. Tujuan diaberlakukan peraturan itu agar kami semua disiplin di dalam latihan. Lalu Sabtu selanjutnya, aku dan teman-temanku sudah bersiap di lapangan voli untuk latihan PBB dasar oleh alumni. Ternyata kami semua banyak melakukan kesalahan, akhirnya putra mendapatkan hukuman 4 kali kesalahan, kalau putri hanya mendapatkan 3 kali kesalahan. Meskipun aku dan teman-temanku mendapatkan hukuman yang paling banyak, kami tetap bersemangat untuk latihan.
Sabtu selanjutnya, kami latihan seperti biasa tapi tidak dengan hukuman itu. Aku tidak tahu alasanya apa. Kami latihan PBB dasar terus menerus sampai lancar dalam PBB. Waktu itu bulan April, ketika kelas IX mempersiapkan diri untuk ujian nasional untuk ke SMA. Jadi kelas IX tidak ikut latihan selama bulan April ini. Selama bulan April ini, aku hanya berlatih mengkomandokan para pasukanku. Karena aku disini menjabat sebagai pinru atau pimpinan regu. Selama sebulan ini setiap hari Sabtu aku selalu menghabiskan suaraku untuk mengkomandokan para pasukan ku. Setiap sabtu pada bulan april aku lakukan ini untuk kelancaran berbicara komando dan volume suaraku agar terdengar oleh para pasukanku.
Bulan selanjutnya yaitu bulan Mei, aku seperti biasa menjalankan eskul. Tapi hanya awal saja, karena di tengah-tengah bulan aku harus menjalani ujian kenaikan kelas. Tapi hal itu tidak membuatku hilang rasa latihan. Keinginan aku seudah ujian langsung latihan, tapi hanya sebentar saja. Tapi sekolah tidak mengizinkan hal itu. Setelah seminggu ujian berlalu, aku dan para pasukanku berlatih kembali tentang variasi PBB. Kami sangat bersemangat dalam hal ini, karena PBB variasi adalah PBB yang sangat menarik dari PBB yang lainnya. Dalam variasi PBB, boleh menggunakan tongkat atau boleh juga tidak. Pangkalan kami memilih PBB variasi menggunakan tongkat agar lebih menarik dan lebih bagus.
Di dalam latihan variasi ini, ada sedikit perubahan pada variasi yang sebelumnya. Ada yang ditambahkan dan ada juga yang dikurangi. Kami sangat senang latihan PBB variasi ini walaupun kami harus pulang dengan tangan yang lecet karena harus memutar tongkat terus-menerus kecuali aku. Aku hanya memberi komando PBB variasi saja. Kami melakukan latihan tidak hanya pada hari Sabtu saja, kami latihan setiap hari kecuali hari minggu. Setiap hari kami melancarkan apa aja yang ada di PBB variasi itu. Jadi seolah-olah hari Sabtu itu hari untuk tes hasil latihan pada hari pulang sekolah.
Setelah kelas IX selesai ujian, kelas IX mulai mengikuti latihan untuk perlombaan ini. Kelas IX yang mengikuti lomba ini berjumlah 5 orang. Sehingga jumlah anggota putra yang mengikuti lomba 11 orang. Tapi tidak semua anggota mengikuti PBB variasi, hanya 16 orang yang mengikuti PBB. 15 pasukan dan 1 danton, dan dantonya adalah aku. Sementara yang lainya yang tidak mengikuti PBB hanya menonton saja di samping lapangan. Para alumni dan pelatih mengawasi dan memberi tahu cara dan strategi agar PBB variasi ini kompak dan terlihat bagus. Pelatih memberi instruksi bila ada yang salah dalam PBB viariasi ini.
Sepanjang hari Sabtu kami latihan terus-menerus dengan istirahat hanya beberapa menit saja. Sungguh hari yang melelahkan dengan suara habis bagiku. Sebelum hari sabtu tiba, seperti biasa kami latihan sepulang sekolah agar sabtu nanti bisa lancar dan tidak mendapat hukuman lagi. Kami terus latihan tanpa memikirkan hal yang lainya. Pokoknya yang ada dalam pikiranku adalah aku harus latihan untuk lomba ini dan agar tidak dihukum oleh para pelatih, dan mengkeduakan sekolah.
Hari-hari pun berlalu dengan cepatnya, tidak terasa sudah hari Sabtu awal Juni lagi. Aku dan teman-temanku sudah merasakan suasana liburan sekolah kenaikan kelas. Tetap saja, bagiku hari liburan ini sama saja dengan hari biasanya. Aku harus latihan untuk perlombaan. Karena perlombaan sudah dekat, yaitu tanggal 27-29 Juni 2009. Kami harus mempersiapkan diri untuk lomba itu.
Pertama-tama, kami harus mendapatkan izin dari orang tua untuk mengikuti lomba ini. Alhamdulillah, semua yang ingin mengikuti lomba ini mendapat persetujuan dari orang tua masing-masing. Mulai bulan Juni, kami mempersiapkan perbekalan untuk nanti di perlombaan. Seperti tongkat, obat-obatan, alat yang akan dilombakan, dan sebagainya. Kami diberi kertas tentang apa saja yang akan dilombakan di Lomba Tingkat 2 ini. Masing-masing regu dibagi satu-satu untuk dipelajari.
Aku dan teman-teman laki-laki berunding untuk membagi tugas tentang materi. Karena materi yang akan dilombakan sangat banyak, yang kedua karena lomba ini dilaksanakan selama 3 hari dan 2 malam. Kami menginap disana selama perlombaan ini berjalan. Setelah selesai berunding, aku mendapatkan materi apa saja yang aku harus kerjakan. Yaitu semaphore, pengetahuan umum, p3k praktek, peta pita, menaksir, KIM, dan kompasis. Seluruh anggota mempersiapkan barang-barang perlombaan dan alat-alat untuk perbekalan di sana. Seperti piring, tenda, tikar, tongkat untuk tenda, dan sebagainya.
Setelah semua barang sudah siap, aku dan sebagian teman-temanku berlatih menari untuk perlombaan pentas seni daerah jawa barat. Anehnya, dari kami tidak ada yang bias menari atau melatih. Sehingga kami meminta seseorang putri yang bisa menari apa saja dari daerah Jawa Barat, dan itu adalah Rury. Dia mengajarkan kepada kami tentang gerakan dasar pencak silat. Hari itu sudah seminggu menjelang perlombaan tapi kami belum bias menguasai seluruh gerakan dasar pencak silat. Kami berusaha se maksimal mungkin untuk memperlancar gerakan itu karena seminggu lagi perlombaan akan dilaksanakan.
Sehari menjelang perlombaan pun tiba. Aku, teman-temanku, para alumni, pelatih dan Pembina PRAMUKA mengecek seluruh barang yang akan dibawa untuk perlombaan besok. Sebelum cek barang, kami melakukan gladi resik tentang lomba. Setelah gladi resik, kami melakukan cek barang dan berdoa bersama untuk kemenangan lomba ini. Kami semua diberi pengarahan dari pelatih agar kami disana bisa memenagkan lomba ini dan bisa bertahan dengan mental yang kuat. Setelah itu aku dam teman-temanku pulang ke rumah untuk mempersiapkan tubuh fisik yang kuat serta perbekalan individu untuk disana. Aku hamper semalamam tidak bisa tidur karena memikirkan lomba besok. Alangkah bahagianya aku bisa mengikuti lomba yang cukup menarik dan menantang ini.
Tanggal 27 Juni tahun 2009 pun tiba. Aku harus datang ke sekolah jam 05.30. sesampai disekolah, kami semua sekali lagi mengcek barang-barang agar tidak ada yang ketinggalan. Kami menyewa angkot untuk pergi ke tempat perlombaan. Dan kami pun berangkat. Kami berangkat dari sekolah tercinta sekitar jam 07.00. ddi perjalanan, kami bernyanyi riang gembira agar tidak ngantuk di perjalanan. Di perjalanan, kami melihat kebun strawberry, pohon-pohon yang menjulang tinggi, sawah-sawah, dan sebagainya.
Aklhirnya kami pun tiba di Ranca upas Ciwidey. Tempat dimana terdapatnya pemeliharaan rusa yang sangat bagus dan menarik. Kami mengeluarkan barang-barang dari angkot dan daftar ulang. Setelah itu, kami diberi tahu dimana letak untuk mendirikan tenda. Tenda putra dan putri terpisah. Letak tenda putra brada di depan selokan besar, sementara letak tenda putri berada di dekat wc putra. Kami saling berjauhan sehingga jika kami butuh bantuan, kami harus berjalan terlebih dahulu. Jaraknya sekitar 100 meter. Setelah itu, kami membangun tenda yang kami bawa sebesar 4x5 meter yang besarnya lumayan besar. Setelah selesai, kami beristirahat sejenak melepas dahaga dan menikmati sejuknya udara di sana.
Sekitar jam 12.30, kami semua diperintahkan ke lapangan untuk persiapan upacara pembukaan Lomba Tingkat 2 ini. Sebelum upacara dimulai, para panitia melakukan gladi resik selama 30 menit, sehingga upacara pembukaan dimulai sekitar jam 13.00. di dalam upacara pembukaan itu, Pembina upacara menyampaikan pesan-pesan dan amanat dari bapak camat. Pembukaan lomba ini ditandai dengan menancapkan kampak kepada kelapa yang aku kira sudah agak tua dengan pita merah putih di gagang kampaknya. Setelah itu, kami semua kenbali ke tenda untuk mempersiapkan untuk materi perlombaan. Aku, Alfan, dan Ka Agi membawa bendera semaphore, papan dada, alat tulis, dan kertas HVS untuk materi semaphore yang aku inginkan. Kami menuju lapangan utama untuk melakukan lomba materi ini.
Setelah selesai, aku merasa lega walaupun aku tidak tahu apakah jawaban dari lomba ini benar atau salah. Setelah itu, di tenda putra kami semua akan memasak untuk makan siang pertama kami. Kami akan memasak liwet atau “ngaliwet”. Rasanya sangat enak di udara yang sejuk nan segar sambil makan dengan makanan yang gurih dan hangat, terasa cocok sekali. Setelah makan-makan, kami semua akan br=eribadah sholat ashar di mesjid yang jaraknya agak jauh dari tenda putra. Air untuk whudu di sana sangat dingin, seperti es. Sehingga ketika aku selesai whudu aku sedikit menggigil, tetapi air itu membuatku menambah semangat lagi dan manjadi tidak ngantuk.
Setelah sholat ashar dengan air yang dingin, kami mempersiapkan barang-barang dan kostum untuk pentas seni. Tapi sebelum pentas seni, kami sholat maghrib dan isya terlebih dahulu. Karena pentas seni dimulai sekitar jam 19.30 sampai dengan selesai. Seharusnya aku tampil pentas seni, tapi aku malah tidak tampil. Karena aku sangat tidak kuat dengan suhu di sana, seperti kulkas. Jadi ketka aku mau tampil pentas seni, aku malah diam saja di tenda sambil menggigil. Tidak kuat lagi tubuhku untuk nemari di tengah lapangan tanpa baju hangat dan jaket. Aku tidur pun dengan tubuh mengkerut, seperti ulat.
Keesokan harinya, aku bangun sekitar jam 04.30. aku dibangunkan oleh kaka kelasku untuk mengajak sholat subuh, padahal jam segitu belum adzan berkumandang. Setelah semua bangun, sebagian dari kami pergi ke masjid untuk sholat dan sebagian yang lainya jaga tenda atau piket. Setelah semua sholat shubuh, ada sebagian yang menggosok giginya masing-masing ada juga yang memakan makanan kecil di tenda. Aku termasuk kelompok yang menggosok gigi, karena aku tidak bisa ditinggalkan oleh gosok gigi.
Setelah gosok gigi, aku ganti baju ddengan baju olah raga. Karena program perlombaanya mengadakan senam pagi agar tubuh kita tidak kedinginan dan agar tubuh kita sehat jasmani. Setelah senam, tubuhku mulai sedikit merasa hangat dan bersemangat, untuk melakukan lomba materi yang selanjutnya yang aku inginkan dari lomba ini, yaitu wide game. Aku menyukai ini karena wide game ini terdiri dari beberapa materi tentang PRAMUKA dan umum, diperlukannya kekompakan untuk memenagkan lomba ini, dan lomba ini berada di hutan. Tapi sebelum melewati materi itu, aku harus melewati lomba LKBB. Aku harus menggati bajuku dngan baju PRAMUKA lengkap beserta tongkat yang sudah dikaitkan bendera regu di ujung tiangnya. Kami mendapat giliran terakhir. Setelah peserta sebelum kami tampil, kami sudah siap dengan segala kemampuan kami dan dengan membawa mental kemenangan dan kebersamaan. Alhamdulillah, PBB dan PBB variasi kami sangat bagus dan kompak, dan aku tidak terlalu habis suara.
Setelah lomba LKBB, aku bersiap-siap ganti baju kembali dengan baju Pradaban dan celana PDL untuk lomba wide game. Tapi ketika kami sudah siap untuk berangkat untuk melaksanakan lomba wide game, tiba-tiba pelatih memanggil ku. Entah kenapa pelatih memanggilku. Ternyata pelatih melarangku untuk mengikuti lomba wide game ini, dikarenakan takut aku jatuh sakit Karen aku sudah menghabiskan suaraku di LKBB itu. Di situ aku merasa menyesal dan aku terus menuntut kepada pelatih untuk bisa mengikuti ini, tapi pelatihku tetap mengatakan “tidak”.
Akhrinya aku kembali ke tenda dengan perasaan menyesal. Padahal aku masih kuat untuk mengikuti lomba itu. Akhirnya aku hanya membantu yang mengikuti lomba ngaliwet saja. Karena lomba ngaliwet dilaksanakan di teda regu masing-masing. Aku, Rizal, dan Malna, mempersiapkan peralatan dan bahan-bahan untuk ngaliwet. Setelah bahan-bahan dan peralatan siap, tiba-tiba Alfan datang dari luar. Aku menayakan kepada Alfan mengapa kau tidak mengikuti lomba wide game. Lalu Alfan menjawab bahwa Alfan baru saja mengikuti lomba kaligrafi. Lalu kami memasak bersama untuk membuat nasi liwet. Setelah selesai, kami mencicipi nasi liwet ini apakah sudah enak atau tidak. Dan hasilnya pun enak dan gurih.
Setelah peserta wide game datang dari hutan belantara, kami semua makan-makan dengan riang gembira. Tiba-tiba salah satu anggota kami mengatakan bahwa akan ada pengecekan kebersihan tenda per regu. Setelah makan, kami bersiap-siap untuk bersih-bersih tenda dan merapihkan peralatan yang ada di dalam tenda. Ketika kami selesai, petugas panitia pun datang. Panitia melihat gapura dan halaman depan tenda kami, lalu mereka masuk ke dalan tenda kami dan mencicipi nasi liwet yang kami buat. Dan mereka pun keluar lagi dengan senyum yang sangat ramah. Lalu kami pun lega karena sepertinya petugas itu terlihat bahagia terhadap kebersihan tenda kita. Setelah itu kami sholat terlebih dahulu dan bersiap untuk perlombaan yang selanjutnya bagi yang mengikuti lomba.
Setelah sholat isya, bagi yang mengikuti lomba pun telah pergi ke tempat perlombaan masing-masing. Perlombaan yang dilaksanakan di malam hari diantaranya lomba MTQ, pidato bahasa inggris, dan ngadongeng. Perlombaan itu selesai sekitar jam 20.30. kami di perintahkan untuk pergi ke lapangan untuk mengikuti acara api unggun. Acara itu tidak tahu selesainya kapan. Tapi aku hanya mengikuti upacara menyalakan api unggun dasa dharma. Setelah upacara sewlesai, aku dan Rifqi pergi ke tenda putra untuk jaga. Niat aku da Rifqi pertamanya adalah menjaga tenda, tapi kami malah ketiduran di tenda sekitar jam setengah sepuluh.
Tiba-tiba aku terbangun sekitar jam setengah duabelas. Tiba-tiba saja aku sudah berpindah tempat menjadi di tengah-tengah tenda tanpa ku sadari. Aku tidur di bawah Alfan. Tiba-tiba saja di malan yang sunyi itu ada suara kentut. Suara itu datang dari Alfan yang ternyata dia kentut. Aku pun mengeluh dan kembali tidur. Sekitar beberapa saat kemudian, terdengar lagi suara kentut lagi dari Alfan. Aku mengeluh untuk kedua kalinya dan aku pun berusaha untuk tidur lagi. Beberapa saat kemudian terdengar lagi suara yang sama dan bersumber lagi dari Alfan. Aku yang merasa kena batunya pun akhirnya marah, aku memarahi Alfan dengan nada kesal sekaligus menahan bau kentutnya yang luar biasa. Dan akhirnya aku pun tidur kembali.
Tiba-tiba ada yang menggoyangkan tubuhku, aku tak tahu apakah itu. Lalu aku pun terbangun dari tidurku yang kurang nyenyak itu. Dan ternyata itu adalah ka Heri, kaka kelasku yang menbangunkanku. Ka Heri membangunkanku karena ini sudah jam lima subuh. Lalu aku pun langsung mengambil sarungku dan mangajak teman-temankuuntuk pergi sholat shobuh di masjid. Setelah sholat dan sikat gigi pastinya, aku bersiap-siap memakai baju PRAMUKA lengkap dan membersihkan tenda reguku. Setelah bersih dan rapih, kami semua membongkar tenda kami dan membereskan tenda kami. Setelah selesai, tas-tas putra di bawa oleh masing-masing pemiliknya ke tempat tenda putru yang dekat dengan lapangan upacara.
Setelah selesai semua, kami semua mengikuti upacara penutupan sekaligus penutupan lomba LT2 ini. Upacara ini ditandai dengan pelepasan kampak yang menancap pada kelapa yang agak tua itu. Setelah upacara itu selesai, barulah pengumuman tentang regu manasajakah yang memenagkan lomba materi yang dilombakan. Berkali-kali SMP kami dipanggil untuk mengambil piala yang berbentuk sebuah spanduk. Aku mengira bahwa piala yang kecil itu untuk juara kesatu dalam bidang materi, dan ternyata tidak, piala itu tidak diberikan terus sampai spanduk kejuaraan pun habis. Aku penasaran dengan piala kecil itu. Dan pada saatnya diumumkan kejuaraan umum, kami terpilih juara umum yang ke satu. Kami semua bersorak-sorai gembira karena sudah tiga kali berturut-turut SMP kami memenangkan lomba ini. Dan ka Rizki pun kedepan untuk mengambil piala juara umum. Dan ternyata piala kecil itu untuk juara umum saja. Aku tercengang terhadap hal itu. Aku bertanya-tanya kepada diriku sendiri “apakah kami pantas mendapatkan piala yang kecil ini untuk pengorbana yang kami keluarkan selama tiga bula ini?”. Tapi tidak apalah, yang penting, kita menang dalam lomba ini.
Setelah semua bersorak-sorai gembira akan hal itu, kami disuruh menghormat kepada kelas IX yang telah berpatisipasi dalm lomba ini. Karena mereka sudah meluangkan waktu mereka untuk perlombaan ini. Kami pun mengadakan do’a bersama untuk perlombaan yang akan datang, yaitu “Lomba Tingkat 3“ atau disingkat LT3. kami pun berphoto bersama untuk mengenang bahwa kami pernah memenangkan lomba yang sangat berat ini dengan susah payah walaupun hasilnya adalah sebuah piala yang kecil dan spanduk yang besar. Walaupun seperti itu, kami sangat bahagia dan bersyukur kepada ALLAH SWT karena sudah memberikan kesempatan ini kepada kami. Setelah itu, kami memindahkan barang-barang kami ke dalam angkot yang kami sewa tiga hari yang lalu dan kami ketiduran di perjalanan karena lelahnya perlombaan ini. Tapi walaupun begitu, aku tidak tidur sedikitpun karena aku memikirkan piala yang kecik itu dan sebuah imbalan yang besar. Pelatih berkat a “Jika kalian semua berhasih memenagkan lomba PBB dan PBB variasi, kalian akan mendapatkan tanda TKK Kemah. Dan jika kalian memeangkan lomba ini dengan kategori juara umum, kalian akan dinaikan tingkat. Yang kelas 2 menjadi kelas 3 mendapat tanda Trap, dan yang kelas satu menjadi kelas dua mendapatkan tanda ramu secara gratis tampa pelantikan”. Betapa bahagianya ku jika aku teringat akan perkataan pelatih itu. Sepertinya aku tidak akan melupakan pengalaman ini seumur hidupku.
 

Design By:
SkinCorner